Kabar Pusri

Kalbar Ajukan Tambahan Kuota Pupuk Hingga 25%

11 January 2008

Dinas Pertanian Kalimantan Barat (Distan Kalbar) mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi untuk alokasi tahun 2008 mengingat semakin tingginya minat petani mengelola lahan pertanian.

"Tambahan kuota itu berkisar 20 hingga 25% dari alokasi 2007 sebesar 40 ribu ton," kata Kepala Distan Kalbar, Hazairin di Pontianak, Selasa.

Penyerapan pupuk bersubsidi untuk Kalbar pada 2007 mencapai 100%. Ia mengatakan, membaiknya harga gabah dan beras serta cuaca yang mendukung menjadi salah satu faktor pemicu.

Ini berbeda dengan kondisi 2006. Saat itu, penyerapan pupuk hanya 78% atau 30 ribu ton dari kuota 38 ribu ton.

"Bahkan sebagian kuota tahun 2007 yakni 9 ribu ton sempat direlokasi ke daerah lain karena melihat kondisi tersebut," kata Hazairin.

Jatah tersebut akhirnya dikembalikan ke Kalbar mengingat tingginya permintaan pupuk pada musim tanam 2007.

Hazairin mengakui, penambahan kuota belum mampu memenuhi kebutuhan pupuk di tingkat petani pada kondisi ideal. "Kebutuhan pupuk idealnya sekitar 75 ribu ton," katanya.

Namun, lanjutnya, tidak semua areal sawah di Kalbar telah menggunakan pupuk. Dari 386 ribu hektar lahan di Kalbar yang ditanami padi, sekitar 100 ribu hingga 150 ribu hektar diantaranya yang sudah menggunakan pupuk secara intensif. Selain itu, saluran irigasi baru mencakup sekitar 30 % dari seluruh areal tanam.

"Kondisi itu menjadi salah satu alasan angka 48 ribu hingga 50 ribu ton pupuk bersubsidi dinilai cukup realistis," kata Hazairin.

Sementara untuk 2008, Distan Kalbar menargetkan terjadi peningkatan luas areal tanam menjadi 400 ribu hektare serta produksi gabah kering giling (GKG) 3,15 ton per hektare dari sebelumnya 3,06 ton.

Produksi petani Kalbar pada 2007 mencapai 1,225 juta ton GKG. Sedangkan tahun ini ditargetkan naik menjadi 1,3 juta ton GKG.

"Ini sudah mempertimbangkan kondisi musim. Kalau pun ada perubahan, akan disesuaikan berdasarkan angka ramalan triwulanan," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kalbar tercatat memiliki 585.354 rumah tangga pertanian.

Hazairin menambahkan, terjadinya bencana di sentra-sentra beras nasional seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi peluang Kalbar dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Selain pasokan dalam negeri, Kalbar juga mengimpor pupuk non bersubsidi. Nilainya cukup tinggi untuk periode Januari - Oktober 2007 mencapai US$8,69 juta atau 12,42% dari total impor periode tersebut senilai US$70 juta.

Lonjakan amat tinggi terjadi pada Oktober 2007 yakni 297,9 % dibanding bulan September dari US$0,38 juta menjadi US$1,5 juta. Sedangkan untuk periode yang sama pada 2006, angka impor pupuk hanya US$6,44 juta. Impor terbesar berasal dari Malaysia. (*/rsd)
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ