Cari tahu informasi terbaru mengenai Pusri dari sorotan media.
07 May 2025
GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) - Menjelang musim tanam, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Gunungkidul memastikan persediaan pupuk cukup aman. Bahkan untuk urea tersedia 10.000 ton. Distribusi saat ini sudah berjalan dan diperkirakan petani dapat mempersiapkan lahan pertanian dengan maksimal.
“Petani memang diimbau agar mengambil pupuk lebih awal. Penyalurannya melalui distributor, pengecer, kelompok baru ke petani. Petani bisa juga mengambil ke pengecer jika sudah terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),” kata Kepala DTPH Gunungkidul Ir Azman Latif, Selasa (04/11/2014).
Untuk persediaan pupuk lain meliputi NPK 4.849 ton, SP 36 906 ton, ZA 908 ton dan pupuk organik 3.056 ton. Azman Latif menuturkan, untuk memaksimalkan distribusi pupuk, dilakukan pengawasan hingga tingkat kecamatan. Pengambilan pupuk lebih cepat tentunya akan membantu petani agar bisa mempersiapkan lahan dengan baik.
“Jangan sampai pengambilan pupuk nanti terlalu lama dan bersamaan. Melalui pengambilan awal, distribusi akan lebih lancar dan segera bisa dimanfaatkan petani,”imbuhnya.
Azman Latif mengungkapkan, masyarakat atau petani perlu untuk mewaspadai adanya pupuk non subsidi yang dijual murah. Jangan mudah tergiur adanya pupuk murah di lapangan, sebab saat ini sudah beredar pupuk murah yang hampir mirip dengan pupuk bersubsidi.
“Petani tentu perlu lebih cermat dan teliti ketika membeli pupuk. Agar perkembangan tanaman nantinya lebih bagus,”ujarnya.
Pantauan di Gudang Pusri Jeruksari, Wonosari, distribusi pupuk urea sudah berjalan sejak Oktober. Bahkan sudah lebih dari 5.000 ton diambil distributor. Rohmat salah satu penjaga gudang mengungkapkan, sudah banyak distributor yang mengambil ke gudang. Selanjutnya pupuk tersebut akan disalurkan petani melalui para pengecer. “Persediaan pupuk di gudang masih cukup banyak dan diambil oleh para distributor,” ucapnya. (Ded)
07 May 2025
MedanBisnis - Palembang. Perseroan Terbatas Pupuk Sriwidjaja (P Pusri) menjamin tersedianya pupuk urea bersubsidi bagi petani Sumatera Selatan dan provinsi lainnya sesuai dengan kebutuhan pada musim tanam tahap kedua yang dimulai Oktober 2014 hingga Maret 2015.
"Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Sumsel dan sejumlah provinsi lainnya, sekarang ini telah disiapkan sekitar 130.000 ton pupuk urea bersubsidi di gudang masing-masing sentra produksi pertanian," kata Manajer Humas PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ghanie di Palembang, Selasa (28/10).
Menurut dia, pupuk urea di gudang seluruh rayon atau provinsi yang menjadi tanggung jawab pemenuhan kebutuhan pupuk petaninya oleh PT Pusri sekarang ini tersedia relatif cukup banyak atau sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani di masing-masing rayon.
"Menghadapi musim tanam Oktober--Maret (Okmar), petani tidak perlu khawatir terjadi kekurangan pupuk urea karena persediaan yang ada di gudang sekitar sentra produksi pertanian sesuai dengan kebutuhan petani," ujarnya.
Sekarang ini, kata dia, PT Pusri memiliki tanggung jawab memenuhi kebutuhan pupuk petani di sembilan provinsi rayon yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Distribusi pupuk urea bersubsidi dan nonsubsidi ke berbagai provinsi tersebut hingga kini tidak ada masalah karena produksi keempat pabrik PT Pusri di Palembang ini berjalan lancar.
Keempat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,2 juta ton per tahun itu beroperasi dengan baik secara normal meskipun kondisinya sudah berusia tua, yakni pabrik urea paling tua adalah Pabrik Pusri II yang dibangun pada tahun 1974, sedangkan yang usianya paling muda adalah Pabrik Pusri 1B yang dibangun pada tahun 1994.
Selain didukung kegiatan produksi keempat pabrik yang dimiliki sekarang ini berjalan lancar, kata Sulfa, pengiriman pupuk ke berbagai daerah sentra produksi pertanian di sembilan rayon juga tidak ada hambatan, baik melalui angkutan darat maupun laut. (ant)
sumber: www.medanbisnisdaily.com
07 May 2025
Palembang(ANTARA Sumsel)- PT Pupuk Sriwidjaja sejak Januari hingga September 2014 telah menjual pupuk urea nonsubsidi atau komersial ke perusahaan perkebunan swasta 332.872 ton.
“pupuk urea nonsubsidi itu dipasarkan ke perusahaan perkebunan di sembilan provinsi yakni Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewah Yogyakarta,” kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pusri Sulfa Ghanie di palembang, jumat.
Selain keperusahaan perkebunan swasta, dalam kurun waktu tersebut, PT pusri juga telah menjual pupuk urea nonsubsidi itu kesejumlah perusahaan sektor industri, bahkan ada yang diekspor ke sejumlah negara dikawasan Asia.
Realisasi penjualan pupuk ke perusahaan sektor industri dalam kurun waktu sembilan bulan itu mencapai 135.096 ton, sedangkan yang berhasil dipasarkan keluar negri mencapai 71.719 ton urea, ujarnya.
Menurutnya, guna meningkatkan pendapatan perusahaan, selain melaksanakan kewajiban yang ditugaskan pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani disembilan provinsi rayon atau wilayah kerja PT Pusri, pihaknya tetap berupaya melakukan kegiatan bisnis dengan memasarkan pupuk secara komersil.
Kegiatan pemasaran pupuk urea secara komersil itu akan terus ditingkatkan guna memperluas pasar mengantisipasi peningkatan produksi seiring sedang dibangunnya satu pabrik baru proyek revitalisasi pabrik urea tertua didunia pusri II yang di bangun pada 1974.
Saat ini dengan empat pabrik yang memiliki total kapasitas produksi terpasang mencapai 2,262 juta ton pupuk urea per tahun secara umum dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani dan perusahaan perkebunan dalam negri serta sebagian dialokasikan untuk memenuhi permintaan pasar luar negri.
Kegiatan pemasaran dan produksi pupuk urea tersebut diharapkan dapat terus berjalan dengan baik, sehingga program pengembangan perusahaan bisa berjalan sesuai rencana dan secara bertahap dapat segera direalisasikan, ujar Sulfa.
Editor: Yudi Abdullah
http://www.antarasumsel.com
07 May 2025
07 May 2025
07 May 2025
07 May 2025
Gelar Berobat Gratis
PALEMBANG – PT. Pupuk Sriwidjaja (Pusri) anggarkan dana Rp.8,7 miliar khusus untuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) di tahun 2014. Dana tersebut digunakan untuk berbagai aspek, mulai dari lingkungan hidup, pembangunan sarana umum dan ibadah hingga pendidikan.
Direktur SDM dan Umum PT. Pusri Palembang, M Romli mengatakan, dana RP.8,7 miliar tersebut salah satunya digunakan untuk bidang pendidikan, dimana sejak sepuluh tahun lalu memberikan beasiswa diberbagai jenjang pendidikan. “Bantuan pendidikan tersebut sekarang juga sudah diperluas khusus anak petani dimana ada sekitar 50-60 orang anak yang mendapatkannya setiap tahun,” ujarnya disela kegiatan pengobatan gratis PT. Pusri Palembang di 1 Ilir, kemarin.
Beasiswa sendiri diberikan langsung kepada penerimanya, namun memang untuk mekanisme seleksinya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dan juga lembaga pendidikan tempatnya bernaung. “Jadi sekarang bantuan yang diberikan PT. Pusri tidak lagi bantuan langsung, melainkan bantuan yang bersifat stimulus, sehingga bisa merangsang masyarakat untuk bersama-sama membangun perekonomian yang lebih baik.” terangnya.
Terkait pengobatan gratis ini, Romli juga menerangkanm merupakan salah satu bagian dari CSR untuk masyarakat lingkungan. “PT. Pusri Palembang sangat peduli dengan kesehatan lingkungan. Itu karena kami menganggap lingkungan merupakan bagian dari PT. Pusri Palembang, itulah mengapa program yang dilakukan sebagian besar mengarah kepada lingkungan seperti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan serempak di empat kelurahan ini,” ulasnya.
Pengobatan gratis dilakukan di empat kelurahan yakni 1 Ilir, 3 Ilir, Sungai Buah dan Sungai Selayur, hanya saja pembukaanya dilakukan di 1 Ilir yakni di kios terapung.
Camat Ilir Timur Iim Syahiruligama mengatakan, pihaknya sangat mendukung program yang dilakukan oleh PT. Pusri Palembang untuk masyarakat lingkungan. “Kami berharap bukan hanya pengobatan gratis saja, melainkan juga beberapa hal yang lain sehingga berkelanjutan dan berkesinambungan,”tukasnya. (way/Via/Ce2)
07 May 2025
07 May 2025
Bisnis.com, PALEMBANG - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menyatakan proyek revitalisasi empat pabrik tua yang dilakukan sejak 2013 saat ini sudah mencapai 60% dari penyelesaian.
"Perkembangan proyek revitalisasi atau pembangunan pabrik baru Pusri II B hingga September 2014 berjalan lancar sesuai target. Melihat kondisi tersebut kami optimistis pabrik baru itu bisa mulai beroperasi pada November 2015," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Sulfa Ganie, di Palembang, Senin (8/9/2014).
Menurut dia, pembangunan pabrik baru tersebut sekarang dalam tahap penyelesaian pekerjaan sipil, merangkai instalasi pipa pabrik, dan pembangun tiang penyangga pipa cerobong asap.
Selain itu, sedang dilakukan juga pemasangan peralatan pabrik yang mulai dikirim secara bertahap oleh pemasok dari luar negeri seperti perusahaan Jerman, India, Korea dan Jepang.
Dia menjelaskan, saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun. Namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut, kata Sulfa Ganie rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri I B yang dibangun pada 1994.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amonia, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974.
Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.
Pabrik Pusri II B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology, untuk pabrik amonia dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri II B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, pabrik baru diperkirakan sudah mulai berproduksi pada penghujung 2015 itu mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun.
Sumber : Antara
Editor : Yoseph Pencawan
07 May 2025
Palembang - Proyek revitalisasi satu dari empat pabrik pupuk paling tua milik PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Sumatera Selatan, yang dilakukan sejak pertengahan 2013 kini mencapai lebih dari 60 persen.
"Perkembangan proyek revitalisasi atau pembangunan pabrik baru Pusri II B hingga September 2014 berjalan lancar sesuai target. Melihat kondisi tersebut kami optimistis pabrik baru itu bisa mulai beroperasi pada November 2015," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Sulfa Ghanie, di Palembang, Senin (8/9).
Menurut dia, pembangunan pabrik baru tersebut sekarang dalam tahap penyelesaian pekerjaan sipil, merangkai instalasi pipa pabrik, dan pembangun tiang penyangga pipa cerobong asap.
Selain itu, sedang dilakukan pemasangan peralatan pabrik yang mulai dikirim secara bertahap oleh pemasok dari luar negeri seperti perusahaan Jerman, India, Korea, dan perusahaan Jepang, katanya.
Dia menjelaskan, saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun.
Namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut, kata Sulfa Ghanie, rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri I B yang dibangun pada 1994.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amonia, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974.
Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp 7,4 triliun.
Pabrik Pusri II B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology, untuk pabrik amonia dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licensor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri II B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, pabrik baru yang diperkirakan sudah mulai berproduksi pada penghujung 2015 itu mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun, kata Sulfa.
Penulis: /FEB
Sumber:Antara
07 May 2025
07 May 2025
JAKARTA. Produsen pupuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) mesti bersabar menggenjot produksi. Sebab, pabrik 2B yang dibangun sejak 2012 baru selesai Desember 2015 mendatang. Adapun perkembangan pembangunan pabrik saat ini adalah 58,85%.
Corporate Secretary Pusri Zain Ismed bilang, pembangunan pabrik senilai Rp 6 triliun itu masih sesuai jadwal. "Kami harapkan selesai tepat waktu," kata Ismed kepada KONTAN, Selasa (26/8).
Saat ini, Pusri memiliki empat pabrik, masing-masing berkapasitas 570.000 ton per tahun. Itu artinya, produksi pupuk Pusri 2.280.000 ton per tahun. Namun karena mesin termakan usia, kapasitas produksinya tidaklah maksimal.
Untuk pabrik baru yang sedang dibangun, berlokasi di salah satu pabrik yang sudah ada. Jika proyek rampung, kapasitas produksi Pusri naik jadi 2,8 juta ton per tahun.
Untuk membiayai pabrik, tahun ini perseroan menganggarkan capital expenditure (capex) senilai Rp 5,23 triliun. Sekitar 60% atau Rp 3,13 triliun untuk pembangunan pabrik 2B, sebagian lagi untuk gudang stok pupuk urea. Sisa belanja modal digunakan untuk pembangunan self propeller urea, dan genset tenaga batubara. Sampai semester I 2014, belanja modal yang terserap mencapai 70%.
Pada semester pertama tahun ini, Pusri memproduksi 987.582 ton pupuk. Angka ini hanya tercapai 97% dari target sebesar 1.016.900 ton. Adapun target produksi tahun ini adalah 2.045.000 ton.
Namun begitu, Pusri optimistis produksi bisa mencapai target pada akhir tahun nanti. Dari sisi penjualan, Pusri telah menjual 1,99 juta ton pupuk yang terdiri dari hasil produksi semester I-2014 dan hasil produksi tahun sebelumnya.
Penjualan terdiri dari pupuk urea public service obligation (PSO) atau bersubsidi sebanyak 649.370 ton. Lalu, penjualan pupuk urea non-PSO sebesar 363.248 ton, untuk perkebunan 223.423 ton, untuk industri 84.806 ton dan untuk ekspor sebanyak 55.019 ton. Sisanya dari penjualan pupuk amonia sebesar 28.426 ton.