Pusri News

Mass Media News

Find out the latest information about Pusri from the media spotlight.

news-1

15 August 2025

Pusri Tidak Mengetahui Pupuk Langka, Syam: Kita Siapkan 2.765 Ton Urea
Kelangkaan pupuk yang terjadi di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Agam, Pesisir Selatan dan Tanahdatar sejak beberapa pekan terakhir, sampai kemarin belum diketahui pihak Perwakilan Pemasaran Daerah (PPD) Pusri Sumbar. Namun sebagai bentuk antisipasi, PPD Pusri akan mendistribusikan sebanyak 2.765 ton pupuk ke 19 kabupaten/kota. ?Kita belum menerima laporan tentang kelangkaan pupuk bersubsidi dari masing-masing Perwakilan Pemasaran Kabupaten/Kota (PPK). Kendati begitu, direncanakan besok (hari ini, red) sebanyak 2.765 ton pupuk dan segera didistribusikan ke 19 Kabupaten/Kota di Sumbar,? kata Kepala PPD Pusri Sumbar M Syam, di ruang kerjanya, kemarin. Ia menambahkan, secara hierarki di masing-masing 19 kabupaten/kota di Sumbar pihaknya memiliki Perwakilan Pemasaran Kabupaten/Kota. ?Mereka inilah yang memantau peredaran dan pendistribusian pupuk di masing-masing kabupaten/kota. Hingga saat ini mereka belum melaporkan adanya kelangkaan pupuk bersubsidi. Sebab pendistribusian pupuk di awal Januari sebanyak 4.800 ton telah didistribusikan kepada seluruh PPK,? ujarnya.

Ia juga telah mencek sejumlah kabupaten/kota tentang kelangkaan pupuk tersebut. Ia mengaku memang terjadi kelangkaan pupuk, namun jenis SP 36 yang didistribusikan Petrokimia Gresik. Sedangkan Pusri hanya bertanggung jawab untuk mendistribusikan pupuk jenis Urea. Saat ini pihaknya tengah mempersiapkan gudang untuk menampung kedatangan pupuk Urea yang rencananya datang hari ini sebanyak 2.765 ton. Pihaknya segera mendistribusikan ke seluruh PPK di Sumbar, sehingga dapat segera dimanfaatkan petani.

Sementara untuk harga, pihaknya menjamin tidak ada kenaikan harga. Sebab, sesuai dengan ketetapan SK Menteri Pertanian No 76 tahun 2007 tentang Penetapan Harga Hingga Tingkat Petani. Petani tetap dapat membeli pupuk Urea ini dengan harga lama, yaitu seharga Rp1.200/kg. Jika terjadi kenaikan harga di masing-masing kios, ia berharap segera melaporkan ke PPK setempat dan pelaku akan ditindak sesuai dengan jenis kesalahannya. (cr5)
Read More
news-1

15 August 2025

Penyelewengan 770 Ton Terbongkar
Tim gabungan Departemen Pertanian dan Kepolisian Daerah Lampung membongkar aksi dugaan penyelewengan 770 ton pupuk urea bersubsidi. Kepala Polda Lampung berjanji akan mengusut kasus ini dan menindak tegas pelakunya.

Kepala Polda Lampung Brigjen (Pol) Suharijono Kamino, Jumat (25/1), mengatakan, pupuk bersubsidi itu hendak diselewengkan dari sektor pangan ke sektor perkebunan. ?Ini sangat menyalahi peraturan. Petani dan negara bisa dirugikan. Polda akan menindak tegas pelakunya,? katanya.

Polda Lampung menemukan 700 ton pupuk bersubsidi di gudang PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Usaha Bunga Mayang, Lampung Utara, pada Jumat pekan lalu. Sisanya, 70 ton, ditemukan di Jalan Cempaka III, Tanjungseneng, Bandar Lampung, pada Rabu (23/1).

Modus penyelewengan pupuk bersubsidi itu dilakukan dengan mengganti karung pupuk Pusri dengan pupuk Kujang. Pupuk itu kemudian dijual Rp 1.800 per kilogram kepada petani tebu rakyat Unit Usaha Bunga Mayang PTPN VII di atas harga urea bersubsidi Rp 1.200 per kilogram.

Staf Penjualan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) wilayah Lampung, K Cholid S membenarkan, ke-700 ton pupuk urea itu milik PT Dergantara Star, distributor PT Pusri untuk wilayah Lampung Selatan. ?Secara wewenang penyaluran daerah distribusi saja sudah menyalahi. Kami bisa memecat distributor itu,? kata Cholid.

Kepala Humas PT Perkebunan Nusantara VII Sonny Soesdiastanto yang dihubungi terpisah membantah bahwa pupuk yang disimpan di gudang perusahaan itu bukan milik Pabrik Gula Bunga Mayang. Ia menegaskan, pupuk itu milik petani tebu rakyat yang dititipkan ke gudang perusahaan. ?Kami hanya meminjamkan gudang kami kepada petani supaya pupuk petani aman,? katanya.

Direktur Sarana Produksi Ditjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, untuk memastikan kebenaran dugaan penyelewengan pupuk, tim gabungan dari Departemen Pertanian, Pusri Lampung, Polda Lampung, dan Dinas Pertanian Lampung dalam dua hari terakhir masih menyelidiki pupuk, modus penyelewengan, dan dugaan pelaku penyelewengan. ?Kami belum bisa memberikan keterangan pasti hari ini. Hari Senin (28/1) kami akan menjelaskan di Bandar Lampung,? katanya.

Sementara itu, 70 ton pupuk bersubsidi yang ditemukan di Jalan Cempaka III, Tanjungseneng, merupakan pupuk oplosan KCl Pusri dengan pupuk yang diproduksi pabrik lain. Pupuk oplosan itu kemudian dimasukkan ke dalam karung Pusri.

Untuk kasus pupuk 70 ton, Polda Lampung sudah menetapkan tersangka. Tersangka adalah Fat dan saat ini sudah ditahan di Polda Lampung. (HLN)
Read More
news-1

15 August 2025

PT. Pusri Perwakilan NTB Berhenti Salurkan Pupuk Bersubsidi
PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) Perwakilan Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), berhenti menyalurkan pupuk bersubsidi ke seluruh pedagang pengecer resmi yang ada di wilayah NTB.

Kepala kantor PPD NTB, H. Bambang Irianto, SE, di Mataram Selasa menjelaskan, alasan dihentikannya operasional penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah ini, karena PT. Pusri, NTB, bukan sebagai penanggung jawab pendistribusian pupuk bersubsidi di wilayah ini.

"Keberadaan perusahaan kami di sini hanya sebagai distributor pupuk dari dua produsen yakni PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia Gresik," katanya. Bambang menjelaskan, sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi PT Pusri Pusat, terhitung mulai 31 Desember 2007, PT. Pusri Perwakilan Daerah (PPD) NTB, resmi berhenti sebagai distributor berbagai jenis pupuk bersubsidi ke seluruh pedagang pengecer yang ada di daerah ini.

Dikatakannya, seluruh pedagang pengecer binaan PT. Pusri NTB, semuanya telah diserahkan ke PT. Pupuk Kaltim yang sekarang bertanggung jawab penuh sebagai penyalur pupuk bersubsidi di daerah ini.

"Para pedagang pengecer resmi yang biasanya mengambil jatah berbagai jenis pupuk seperti Urea, Sp36, dan NPK, di perusahaan kami, sekarang mengambil jatah di sejumlah distributor yang ada di berbagai kabupaten/kota di NTB, yang telah ditunjuk oleh PT. Pupuk Kaltim," tegas Bambang.

Jadi, jika pedagang pengecer resmi belum mengetahui ke mana harus mencari pupuk, maka hal ini harus disosialisasikan oleh para distributor penanggung jawab. Dia menjelaskan, dengan berhentinya operasional penyaluran pupuk untuk wilayah NTB, seluruh aset yang ada akan diambil alih oleh PT. Pusri Jawa Timur, sedangkan karyawan yang ada akan dimutasikan ke beberapa propinsi di Indonesia yang membutuhkan.

"Aset-aset, baik itu barang bergerak maupun tidak bergerak akan diambil alih oleh PT. Pusri Jawa Timur, sedangkan SDM yang ada akan dioptimalkan di rayon-rayon yang menjadi tanggung jawab perusahaan kami, terutama di daerah Sumatera," katanya.

Ditanya mengenai apakah masih ada stok yang belum habis terjual, Bambang mengatakan, stok terakhir pada 23 Januari sebanyak 23 ton berupa pupuk NPK Phonska, namun sekarang sudah habis."Alhamdulillah, kita sudah tidak punya stok pupuk lagi, semuanya sudah habis terjual" katanya. (*/lin)
Read More
news-1

15 August 2025

Sulit Dapatkan Pupuk Urea Nonsubsidi
Sektor perkebunan kini kesulitan mencari pupuk urea non subsidi. Di pasaran persediaan pupuk urea non subsidi ini terbatas, akibatnya harga di pasaran melambung hingga Rp 3.000 per kilogram. Sebagian perusahaan perkebunan terpaksa melakukan penanaman dengan ketersediaan pupuk yang minim.

?Kami sekarang susah mencari urea. Distributor mengaku ada keterlambatan pasokan. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya pertumbuhan, padahal Februari ini masuk musim tanam,? tutur Humas PT Perkebunan Nusantara II, Modal Pencawan Peranginangin, Senin (28/1) di Medan.

Modal mengatakan memasuki musim tanam ini, PTPN II membutuhkan 3.000 ton urea. Kebutuhan pupuk sebanyak itu dipakai untuk tanaman tembakau, tebu, dan karet. Dia memastikan, akibat terganggunya pemupukan, pertumbuhan tanaman terhambat. Tanaman, katanya, dipastikan kekurangan unsur hara yang dibutuhkan.

Kesulitan serupa mencari urea juga dialami pengusaha perkebunan sawit di Sumut Timbas Ginting. Hanya saja, Timbas tidak bersedia menjelaskan persis berapa harga urea non subsidi yang dia dapatkan di lapangan. Berbeda dengan perusahaan perkebunan lain, Humas PTPN IV Lidang Panggabean mengaku belum menemui kesulitan mencari pupuk urea.

Untuk Kebutuhan Pangan

Manajer Area PT Pusri Sumut, Renaldi Setiabudi membenarkan adanya kelangkaan pupuk urea. Kelangkaan terjadi lantaran, PT Pusri -- salah satu produsen urea -- memprioritaskan pada kebutuhan tanaman pangan. Pupuk bersubsidi, katanya, menjadi prioritas awal sebelum menyalurkan pupuk non subsidi.

?Mereka yang bergerak di sektor perusahaan perkebunan kami sediakan stok setelah stok urea bersubsidi stabil. Pusri tidak bisa memenuhi permintaan kebun saat stok untuk kebutuhan pangan masih belum aman,? katanya.

Kelangkaan stok urea, tuturnya, terjadi di hampir seluruh daerah pertanian. Dia memprediksi, kebutuhan urea untuk sektor non subsidi baru bisa dipenuhi Maret atau akhir Februari. Saat ini, Pusri tengah memenuhi kebutuhan pupuk urea bersubsidi di Sumut sebanyak 168.532 ton. Jumlah alokasi itu turun dari alokasi 2007 sebanyak 200.000 ton.

Renaldi menambahkan, dalam bulan-bulan ini, kemungkinan besar harga urea non subsidi naik dari harga yang sekarang ini. Harga eksppor, kata Renaldi, senilai 350 Dollar Amerika Serikat (AS) free on board (fob) per ton. Dari pantauan Pusri, harga urea non subsidi di pasaran senilai Rp 2.400 sampai Rp 2.500 per kg.

Manajer Penjualan PT Pusri Sumut, Paino mengatakan penurunan itu terjadi lantaran realisasi penyaluran memang lebih dari alokasi. Persoalan penyaluran pupuk itu terletak pada penetapan alokasi di masing-masing daerah. ?Pada alokasi 2007, sebagian daerah yang kekurangan pupuk, sementara daerah yang lain kelebihan. Ini terjadi karena penyaluran tidak tepat sasaran,? katanya.

Ketua Masyarakat Agribinis Jagung Sumut, Adhie Widhiarto mengatakan harga urea antara Rp 2.400 dan Rp 3.000 per kg. Petani sulit mencari urea di kios-kios. Daerah yang kini sedang kesulitan mencari pupuk baik subsidi maupun bukan ada di Kabupaten Karo. ?Stok di lapangan nyaris tidak ada. Pusri mesti mengantisipasi naiknya beberapa bahan baku pangan. Ada kecenderungan, petani banyak memakai pupuk agar produksinya meningkat,? ujarnya.
Read More
news-1

15 August 2025

Polisi Sita 500 Karung Pupuk Bersubsidi
Satu perahu besar yang berisi 25 ton atau 500 karung pupuk bersubsidi yang diduga akan dijual ke salahsatu perusahaan kayu lapis di bataran sungai Barito, ditangkap jajaran Direktorat Polisi Air Polda Kalsel.

Pupuk bersubsidi yang disita aparat kepolisian itu, telah berganti kemasannya, dimana kemasan asli pupuk bersubsidi dari pemerintah berwarna putih berlogo mandau, sedangkan yang disita kepolisian kemasannya berlogo buah daun dengan warna kuning.

"Kami terus kembangkan kasusnya, dari mana pelaku mendapatkan pupuk bersubsidi yang dirubah kemasannya tersebut," Kepala Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi Puguh Raharjo, Senin (21/01) di Banjarmasin.

Puguh menegaskan, pihaknya akan berusaha mengungkap jaringan penjual pupuk bersubsidi, seperti dari mana pelaku mendapat pupuk bersubsidi sebanyak itu.

Menurut Puguh, perahu berisi 500 karung pupuk bersubsidi diamankan pada Sabtu (19/01), ketika sedang sandar di Pelabuhan Lama di Jalan RE Martadinata.

Selain menyita 500 karung pupuk bersubsidi, polisi mengamankan Kai Kaderi (68) warga Alalak RT 12 No 178, Banjarmasin Utara dan Yanto (25), warga Jalan Tembus Perumnas RT 23 Kayutangi, Banjarmasin Utara.

Dijelaskannya, harga pupuk subsidi harusnya hanya Rp1200 per kg atau sekitar Rp58 ribu per karung. Sementara, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dua pelaku, setelah diganti kemasan dan dijual ke pihak industri, para tersangka bisa memasarkan pupuk 'non subsidi' hingga Rp90 ribu per karung.

"Dari hasil pemeriksaan, para tersangka mengaku sudah dua kali menjual pupuk ke salahsatu perusahaan kayu lapis. Pertama sebanyak 15 ton dan kini hendak menjual sekitar 25 ton pupuk, sebagai bahan dasar pembuatan lem.

Puguh menandaskan, pihaknya pada hari ini (Senin 21/01)berencana melakukan pemanggilan terhadap pembeli sekaligus pihak supplier untuk dimintai kesaksiannya seputar jalur penjualan pupuk.
Read More
news-1

15 August 2025

Kepolisian Resort Malang Ungkap Penimbunan Pupuk Bersubsidi
Kepolisian Resort (Polres) Malang mengungkap kasus penimbunan pupuk bersubsidi. Seorang distributor pupuk ditetapkan sebagai tersangka.

Distributor tersebut, Jimmy Gunawan, merupakan pemilik UD Sumber Makmur Malang, warga Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang, Jawa Timur. "Dia menimbun 309 ton pupuk ZA," kata Kepala Kepolisian Resort Malang, Ajun Komisaris Besar Tubuh Musyareh, Kamis (24/1).

Menurut Tubuh, tersangka menimbun dengan menempatkan pupuk di gudang milik warga Krebet, Kecamatan Bululawang, Efendi Raharjo. Pupuk semula yang ditimbun semula 415 ton. Tetapi, 106 ton dijual ke sejumlah Koperasi Unit Desa, antara lain: Koperasi Unit Desa Kecamatan Kedungkandang (15 ton), Koperasi Unit Desa Pakisaji (21 ton), Koperasi Unit Desa Pakis (24 ton), Koperasi Unit Desa Kepanjen (14 ton).

"Pupuk ditimbun dan dijual ke wilayah lain dengan harga tinggi. Dia mengeruk keuntungan tinggi dengan cara memainkan harga," ujarnya.

Selain menimbun, Jimmy dituding menjual pupuk ZA bersubsisi ke wilayah lain. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2006 tentang distribusi Pupuk disesuaikan wilayah yang menjadi jatahnya. Distributor yang menjual pupuk di luar wilayahnya dianggap melanggar aturan.

Supervisi Pupuk ZA Petro Kimia Gresik, M Saiful, mengakui UD Sumber Makmur sebagai salah satu distributor pupuk ZA bersubsidi. Jimmy mendapakan jatah distribusi ke 12 kecamatan di Kabupaten Malang, antara lain: Kecamatan Dampit, Turen, Sumbermanjing Wetan dan Ngajum. "Tapi, saya tidak tahu jika dia menimbun," kata dia seusai diperiksa Polisi.

Kasus ini terungkap dari informasi para petani di Kabupaten Malang mengenai kelangkaan pupuk. Petani menginformasikan sebuah gudang penuh pupuk, tapi isinya jarang dikeluarkan. Berbekal informasi ini, polisi menyelidiki dan menemukan pupuk bersubsidi.

Senin (21/1) sore, aparat Polres Malang melakukan penggerebekan ke gudang tersebut dan ditemukan sebanyak 309 ton pupuk bersubsidi.
Read More
news-1

15 August 2025

Operasional Pabrik Pupuk Terganggu
PT PKC meminta bantuan dari pabrik pupuk lainnya.

Teka teki kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang dialami sejumlah daerah pertanian di Jabar, Banten, dan sebagian Jateng, mulai terjawab. Kelangkaan itu disebabkan operasional PT Pupuk Kujang di Cikampek, mengalami gangguan.

''Operasional pabrik harus dimatikan,'' kata Manajer Komunikasi PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Arifin kepada Republika, Kamis (24/1). Ganguan itu, menurut dia, terjadi di luar dugaan.

Menurut Arifin, menghadapi musim tanam yang serempak di ketiga provinsi tersebut pada Januari-Februari 2008, PT PKC berupaya terus memenuhi kebutuhan urea untuk petani. Upaya itu antara lain dilakukan dengan meningkatkan pasokan distribusi, baik dari hasil produksi harian maupun dari gudang pabrik dan gudang lini III kabupaten.

Saat kondisi pabrik lancar, kata Arifin, PT PKC dapat melakukan pendistribusian rata-rata 3.600 ton urea per hari, yaitu dari dua pabrik sekitar 2.600 ton dan sebesar 1.000 ton dari stok gudang pabrik. ''Namun, saat pabrik sedang dipacu untuk memperoleh produksi yang maksimal, terjadi hal di luar dugaan yaitu adanya gangguan operasi dan pabrik harus dimatikan,'' ujar dia menjelaskan.

Pabrik lama (Kujang 1A), ungkap Arifin, berhenti dan mengalami perbaikan selama lima hari terhitung dari 15-19 Januari 2008. Konsekuensinya, PT PKC harus kehilangan potensi produksi sekitar 5.000 ton. ''Namun saat ini, pabrik Kujang 1A sudah dapat beroperasi kembali,'' tuturnya.

Tak berselang lama setelah perbaikan pabrik Kujang IA, tutur dia menambahkan, gangguan kembali terjadi pada pabrik Kujang I B yakni sejak 22 Januari 2008. ''Namun Insya Allah, besok (25/1, red) pabrik Kujang I B dapat beroperasi kembali,'' tambahnya. Tidak dijelaskan penyebab gangguan teknis yang melanda pabrik Kujang I A dan I B itu sehingga harus berhenti berproduksi.

Arifin mengakui dengan adanya kendala teknis tersebut, stok pupuk di gudangnya terus berkurang. Karena itu, tutur Arifin, PT PKC meminta bantuan dari pabrik pupuk lainnya yang berada dalam satu holding sebesar 17.500 ton. Batuan itu dimintanya dari PT Pusri sebanyak 15.500 ton, PT Pupuk Kaltim sebanyak 1.000 ton, dan PT Petrokimia sebanyak 1.000 ton.

Bantuan tersebut, kata dia, akan datang dalam dua tahap yaitu pada akhir Januari 2008 sebanyak 7.000 ton dan sisanya sejumlah 10.500 ton pada awal Februari 2008. Bantuan pasokan ini, akan memperkuat posisi stok untuk mengatasi kebutuhan petani di lapangan.

Berdasarkan data dari PT PKC terlihat bahwa kondisi stok pupuk urea yang ada saat ini sebanyak 16.267,48 ton. Persediaan itu terdiri dari stok di pabrik sebanyak 8.323,70 ton dan stok di gudang lini III kabupaten sebanyak 7.943,78 Ton.

Sedangkan pada 23 Januari 2008, PT PKC melakukan distribusi pupuk urea dengan volume sebanyak 4.317,00 ton ke wilayah-wilayah tanggung jawab PT PKC. Rinciannya, Kabupaten Indramayu mendapatkan distribusi sebanyak 783 ton, Bandung 435 ton, Sukabumi 289 ton, Cirebon 219 ton, Garut 259 ton, Ciamis 206 ton, Majalengka 187 ton, Sumedang 126 ton, Bogor 146 ton, Subang 145 ton, serta daerah-daerah lainnya.

Dengan alokasi seperti itu, pasokan pupuk urea di Kabupaten Sukabumi, Cirebon dan Indramayu hingga kini masih seret. Volume pupuk urea yang beredar di lapangan masih jauh di bawah kebutuhan petani.

''Pupuk urea masih menghilang di pasaran, padahal petani sangat membutuhkannya di masa tanaman sedang tumbuh,'' ujar Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Sukabumi, Maman Suparman. Kondisi ini diyakininya bisa berdampak sangat buruk.

Kelangkaan pupuk ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertangung jawab untuk mengedarkan pupuk palsu. Kenyataan ini terjadi di Kabupaten Cirebon dan Sukabumi. Pupuk yang diduga palsu itu merupakan jenis pupuk majemuk NPK (natrium, pospat dan kalsium).
Read More
news-1

15 August 2025

KUD Diminta Instropeksi Terkait Kelangkaan Pupuk
Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali meminta Koperasi Unit Desa (KUD) distributor pupuk melakukan instrospeksi diri terkait kerap terjadinya kelangkaan pupuk di Pandeglang Banten dan sekitarnya.

"Kita harus instrospeksi karena distribusi pupuk terdekat dengan petani adalah melalui KUD maka semakin bagus koperasi akan semakin baik juga distribusi," kata Suryadharma Ali di Pandeglang Banten, Kamis sore, dalam acara sosialisasi program resi gudang dan kemitraan antara Koperasi Perpadi Mulya Tani Pandeglang dengan PT Pupuk Kujang.

Ia mengatakan, sistem distribusi pupuk erat kaitannya dengan kepercayaan.

Menurut dia, bila koperasi mampu memberikan kepercayaan melalui pengembalian yang baik dan tepat waktu maka produsen pupuk tidak akan sungkan untuk menyalurkan produknya ke koperasi yang bersangkutan.

Pada kesempatan itu, Koperasi Perpadi (Perhimpunan Pengusaha Penggilingan Padi) Mulya Tani Pandeglang yang juga menjadi proyek percontohan program resi gudang dari Kemenkop UKM ditunjuk menjadi mitra pemasaran (distributor) pupuk Kujang di wilayah Pandeglang dan sekitarnya.

"Sederhana saja, kuncinya adalah kepercayaan. Jadi jangan salah gunakan kepercayaan ini. Manfaatkan kepercayaan karena kalau sudah dipercaya maka penyaluran akan mudah," katanya.

Menteri juga berharap dengan adanya kemitraan antara Koperasi Perpadi dengan Pupuk Kujang diharapkan mampu memperpendek rantai distribusi sehingga menekan biaya serta pada akhirnya meningkatkan taraf hidup petani.

Ketua Kelompok Tani Sumur Tujuh Desa Banjarsari, Kecamatan Kadu Hejo, Pandeglang, Mukhlas Sudiana mengatakan, bila musim tanam tiba di wilayah Lebak, Pandeglang, dan sekitarnya sangat sulit mendapatkan pupuk terutama jenis urea.

"Kalau musim tanam, urea sangat sulit didapatkan bahkan sampai satu minggu dicari sering tidak ada," katanya.

Data dari Pemerintah Daerah Pandeglang sampai dengan Oktober 2007 dari rencana penyaluran pupuk urea 24.556 ton pada 2007 hanya terealisasi 12.529 ton atau hanya 51,02 persen.

Sementara untuk pupuk SP-36 tersalur 75,74 persen pada periode yang sama atau sebanyak 4.580 ton dari target 6.047 ton.

Sedangkan pupuk ZA pada periode sama hanya tersalur 15,97 persen atau sebanyak 180 ton dari target 1.127 ton.

Untuk pupuk NPK di periode yang sama hanya terdistribusi 44,55 persen atau 2.351 ton dari rencana semula 5.277 ton.

General Manager Pupuk Kujang, Datje mengatakan, untuk mengatasi kelangkaan pupuk di Pandeglang dan sekitarnya terutama untuk jenis urea pihaknya akan menyalurkan pupuk NPK.

Untuk seluruh Indonesia pihaknya menyalurkan pupuk sebanyak 50.000 ton per tahun. Kujang diberi kewenangan untuk menyalurkan pupuk NPK bersubsidi di seluruh Indonesia.
Read More
news-1

15 August 2025

Harga Pupuk Melambung Tinggi, Petani Menjerit
Sampai dengan hari senin (7/1), petani semakin menjerit dengan tingginya harga jual untuk pupuk non Subsisdi seperti, merk KCL Pusri. Ditambah lagi, persediaan untuk pupuk subsidi sangat terbatas, sehingga masih banyak para petani yang tidak kebagian. ?Kerana persediaan pupuk terbatas, dan banyaknya permintaan maka petani yang tidak dapat bagian pupuk bersubsidi, terpaksa merogoh kantong lebih dalam untuk membeli pupuk non subsidi, yang harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daya beli para petani,? kata Ir. Rozie Rachman yang memiliki toko jual beli pupuk dan sarana produksi pertanian di tanah miring Kotabumi kemarin. Bahkan, petani yang tidak mempunyai dana lebih untuk membeli pupuk KCL, terpaksa membeli pupuk yang belum jelas kwalitas hasilnya. Bukan itu saja, banyak petani yang tidak memupuk tanamannya karena tidak mampu membeli pupuk non subsidi.

Dikatakan Rozie, Harga pupuk sekarang ini tidak bisa dipastikan, karena selalu mengalami kenaikan seacara terus menerus, dan dalam sebulan terahir harga pupuk sangat tinggi, hari senin (7/1) harga jual pupuk non subsidi, KCL Pusri Rp 340.000/karung yang berisikan 50 kilogram. ?Sekarang ini bukan hanya harga pupuk yang mengalami kenaikan, tetapi harga obat-obatan jenis herbisida juga mengalami kenaikan rata-rata hingga mencapai 50 persen lebih, sedangkan untuk obat-obatan jenis instetisida tidak mengalami kenaikan harga yang berarti,? paparnya.

Menurutnya, kenaikan pupuk non subsidi dikarenakan pupuk KCL Pusri ini merupakan pupuk produksi luar negeri buatan Jerman, tetapi dibeli oleh Pusri dan diberi merk Pusri. Kerena pupuk berasal dari jerman, maka harganya tergantung dengan mata uang dolar. Sedangkan, pupuk urea buatan Indonesia, kenaikannya di pengaruhi oleh pupuk luar tersebut. ? Karena daya jangkau beli petani rendah, maka saya sekarang tidak menyetok pupuk KCL Pusri, tetapi apabila ada petani ingin membeli pupuk KCL, bisa dipesan terlebih dahulu,? ujarnya.
Read More
news-1

15 August 2025

2008, Investasi Timteng Diharapkan 5-7 Miliar Dolar AS
Utusan Khusus RI untuk Timur Tengah, Alwi Shihab mengatakan pihaknya memperkirakan, investasi Timur Tengah yang akan masuk ke Indonesia pada 2008 akan mencapai 5-7 miliar dolar AS.

?Keberhasilan kita dengan Al Barakah dan Qatar Islamic Bank Group akan saya jadikan model untuk mendekati bank-bank timur tengah lainnya. Serta bentuk-bentuk kerjasama dengan Emaar dari Uni Emirat Arab dan LIMITLESS dari Dubai juga akan menjadi model di bidang infrastruktur dan konstruksi,? kata Alwi di Jakarta, Kamis [03/01] .

Menurutnya, setelah membuka kantor perwakilan dua bank Timur Tengah tadi, Al Barakah dan Qatar Islamic Bank Group, kedua bank tersebut telah berulangkali menanyakan adanya proyek-proyek yang bisa dibiayai, seperti di bidang infrastruktur. ?Qatar National Bank telah mengirimkan surat minat untuk membuka cabang di Indonesia. Rencananya mereka akan mengirim tim teknis ke Indonesia pada Januari 2008,? katanya.

Selain itu, tambahnya, masih ada Abu Dhabi Islamic Bank dan Kuwait Finance House juga telah mengungkapkan minat mereka dengan melihat kehadiran bank-bank asal Timur Tengah di Indonesia. ?Mereka masih butuh penjelasan tentang kepastian hukum dan iklim investasi di Indonesia,? katanya.

Pada 2007, investasi Timur Tengah di Indonesia mencapai 2,17 miliar dolar AS, yang terdiri atas pembentukan perusahaan patungan antara Qatar Investment Authority dengan pemerintah Indonesia di bidang infrastruktur dengan modal 1 miliar dolar AS (85 persen QIA, 15 persen Indonesia); pembangunan kawasan pariwisata internasional seluas 1.200 hektar di Lombok dengan nilai investasi 600 juta dolar AS oleh EMAAR dari Uni Emirat Arab; rencana pembangunan pembangkit listrik di Indragiri berkapasitas 2?150 MW dengan nilai 400 juta dolar AS kerjasama antara Konsorsium Gulf Petroleum Limited (Qatar) dan Mining Power Corporation (Bahrain) bersama dengan PT Ridlatama Energi (Indonesia); serta pembangunan pusat pengembangan bisnis di kawasan Kuningan senilai 170 juta dolar AS hasil kerjasama investor dari Dubai, LIMITLESS dengan Bakrie Group.

?Jika dengan Qatar Investment Authority bisa ditarik 1 miliar dolar AS, maka jika saya bisa mendapat 3 bank lain dengan nilai masing-masing 1,5 miliar dolar AS, saya sudah bisa dapatkan 4,5 miliar dolar AS,? jelasnya.

Ditanya tentang kemungkinan investasi di sektor pasar modal, Alwi menjelaskan, pihaknya optimis akan semakin banyak dana masuk jika UU Sukuk dan UU Perbankan Syariah segera diselesaikan.?Selama ini, investor pasar modal Timur Tengah masuk melalui pasar Malaysia, meskipun sebenarnya mereka sangat mengincar pasar Indonesia.? tambahnya.


Capai 2,17 Miliar Dolar AS

Investasi dari Timur Tengah pada 2007 di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 2,17 miliar dolar AS pada beberapa sektor, yaitu infrastruktur, dan properti. ?Kepercayaan investor Timur Tengah untuk menanamkan modal dan melakukan bisnis baik dengan pemerintah maupun pengusaha Indonesia semakin,? kata Utusan Khusus RI untuk Timur Tengah Alwi Shihab di Jakarta, Kamis.

Dia mencontohkan, Qatar Investment Authority membentuk perusahaan patungan dengan pemerintah Indonesia di bidang infrastruktur dengan modal 1 miliar dolar AS (85 persen QIA, 15 persen Indonesia). Di bidang properti, katanya, EMAAR dari Uni Emirat Arab akan membangun kawasan pariwisata internasional seluas 1.200 hektar di Lombok dengan nilai investasi 600 juta dolar AS. Di bidang pembangkit listrik, Konsorsium Gulf Petroleum Limited (Qatar) dan Mining Power Corporation (Bahrain) bersama dengan PT Ridlatama Energi (Indonesia) telah menyampaikan proposal pembangunan pembangkit listrik di Indragiri berkapasitas 2?150 MW dengan nilai 400 juta dolar AS.

Dan di bidang konstruksi, investor dari Dubai, LIMITLESS sepakat untuk bekerjasama dengan Bakrie Group untuk membangun pusat pengembangan bisnis di kawasan Kuningan senilai 170 juta dolar AS.

Sedangkan investasi yang bekerjasama dengan pihak Indonesia, Alwi menjelaskan, ada sekitar 1,1 miliar dolar AS investasi Timur tengah, yang terdiri antara lain, pembangunan pabrik amonia dan pupuk urea di Iran, hasil kerjasama PTB Pusri, NPC International Ltd., dan Petrochemical Industries Investment Company dengan nilai 700 juta dolar AS; pembangunan pabrik asam fosfat di Maroko hasil kerjasama OCP (Maroko) konsorsium Indonesia (PT Petrogres, PT Pupuk Kaltim, PT Medco Energy, dan PT Bosowa)senilai 350 juta dolar AS; serta pembangunan konstruksi menara milik Bin Ladin Group oleh PT Waskita Karya di Dubai senilai 10 juta dolar AS. Di bidang jasa keuangan, Al Barakah Bank dari Saudi Arabia dan Asian Finance Bank dari Qatar telah resmi membuka kantor perwakilan di Indonesia . ?Kedua bank tersebut akan beroperasi dengan kapasitas penuh dalam waktu 2-3 tahun ke depan,? katanya. ( ant )
Read More
news-1

15 August 2025

Kalbar Ajukan Tambahan Kuota Pupuk Hingga 25%
Dinas Pertanian Kalimantan Barat (Distan Kalbar) mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi untuk alokasi tahun 2008 mengingat semakin tingginya minat petani mengelola lahan pertanian.

"Tambahan kuota itu berkisar 20 hingga 25% dari alokasi 2007 sebesar 40 ribu ton," kata Kepala Distan Kalbar, Hazairin di Pontianak, Selasa.

Penyerapan pupuk bersubsidi untuk Kalbar pada 2007 mencapai 100%. Ia mengatakan, membaiknya harga gabah dan beras serta cuaca yang mendukung menjadi salah satu faktor pemicu.

Ini berbeda dengan kondisi 2006. Saat itu, penyerapan pupuk hanya 78% atau 30 ribu ton dari kuota 38 ribu ton.

"Bahkan sebagian kuota tahun 2007 yakni 9 ribu ton sempat direlokasi ke daerah lain karena melihat kondisi tersebut," kata Hazairin.

Jatah tersebut akhirnya dikembalikan ke Kalbar mengingat tingginya permintaan pupuk pada musim tanam 2007.

Hazairin mengakui, penambahan kuota belum mampu memenuhi kebutuhan pupuk di tingkat petani pada kondisi ideal. "Kebutuhan pupuk idealnya sekitar 75 ribu ton," katanya.

Namun, lanjutnya, tidak semua areal sawah di Kalbar telah menggunakan pupuk. Dari 386 ribu hektar lahan di Kalbar yang ditanami padi, sekitar 100 ribu hingga 150 ribu hektar diantaranya yang sudah menggunakan pupuk secara intensif. Selain itu, saluran irigasi baru mencakup sekitar 30 % dari seluruh areal tanam.

"Kondisi itu menjadi salah satu alasan angka 48 ribu hingga 50 ribu ton pupuk bersubsidi dinilai cukup realistis," kata Hazairin.

Sementara untuk 2008, Distan Kalbar menargetkan terjadi peningkatan luas areal tanam menjadi 400 ribu hektare serta produksi gabah kering giling (GKG) 3,15 ton per hektare dari sebelumnya 3,06 ton.

Produksi petani Kalbar pada 2007 mencapai 1,225 juta ton GKG. Sedangkan tahun ini ditargetkan naik menjadi 1,3 juta ton GKG.

"Ini sudah mempertimbangkan kondisi musim. Kalau pun ada perubahan, akan disesuaikan berdasarkan angka ramalan triwulanan," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kalbar tercatat memiliki 585.354 rumah tangga pertanian.

Hazairin menambahkan, terjadinya bencana di sentra-sentra beras nasional seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi peluang Kalbar dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Selain pasokan dalam negeri, Kalbar juga mengimpor pupuk non bersubsidi. Nilainya cukup tinggi untuk periode Januari - Oktober 2007 mencapai US$8,69 juta atau 12,42% dari total impor periode tersebut senilai US$70 juta.

Lonjakan amat tinggi terjadi pada Oktober 2007 yakni 297,9 % dibanding bulan September dari US$0,38 juta menjadi US$1,5 juta. Sedangkan untuk periode yang sama pada 2006, angka impor pupuk hanya US$6,44 juta. Impor terbesar berasal dari Malaysia. (*/rsd)
Read More
news-1

15 August 2025

Mentan Temukan Pupuk dan Pestisida Palsu di Karawang
Menteri Pertanian Anton Apriyantono ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) sejumlah distributor dan pengecer sarana produksi pertanian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat menemukan masih banyaknya pestisida dan pupuk palsu yang beredar di pasaran.

Obat pembasmi hama yang dijual di kios-kios yang ditemukan Mentan, Kamis, umumnya tidak terdaftar di Departemen Pertanian. Selain itu bahan aktif yang digunakan sebagai bahan baku pestisida tersebut merupakan bahan yang dilarang.

Sementara itu, pupuk yang beredar di pasaran selain tidak terdaftar di Departemen Pertanian juga banyak ditemukan penyubur tanaman yang sebenarnya hanya kapur dengan diberi kemasan pupuk.

"Pemalsuan pupuk maupun peredaran pestisida ilegal tidak hanya terjadi di sini namun juga di seluruh daerah di tanah air. Ke depan kami akan lebih ketat melakukan pengawasan," katanya.

Beberapa jenis pestisida ilegal yang ditemukan di salah satu kios pertanian di Kecamatan Teluk Jambe antara lain dengan merk dagang Bajaj ataupun Bemo.

Sedangkan untuk pupuk ditemukan merek seperti Champion, SP BG, Agrosupermix, pupuk Pak Tani dan Pacul.

Anton mengatakan, maraknya peredaran pupuk palsu tersebut murni merupakan tindakan kriminal sehingga pihaknya akan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk menanganinya. Selain itu sanksi bagi para pelaku akan diserahkan pada penegak hukum.

Sementara itu , seorang pengelola kios sarana pertanian yang bernama Sandy mengatakan pihaknya tidak mengetahui jika pupuk yang dijualnya adalah pupuk palsu.

"Selama ini petani hanya menginginkan pupuk murah dan permintaan terhadap pupuk ini sangat tinggi," katanya.

Menurut Sandy , selama ini tidak ada keluhan dari petani yang menggunakan pupuk yang dijualnya. Namun demikian kalau memang produk yang dijualnya dilarang pemerintah maka pihaknya siap menghentikan penjualannya.

Selain maraknya pupuk palsu beredar di pasaran, dalam sidak tersebut Mentan juga mendapati pupuk bersubsidi yang dijual oleh pengecer-pengecer tak resmi padahal menurut ketentuan hanya pengecer resmi yang diizinkan menjual pupuk bersubsidi.

Pengecer resmi biasanya memiliki daftar pelanggan sedangkan pengecer resmi tidak mempunyainya sehingga siapa pun bisa mendapatkan penyubur tanaman tersebut dalam jumlah seberapa pun yang diinginkannya.

Pupuk palsu yang beredar di lapangan tersebut umumnya dikemas dalam karung yang menggunakan label menyerupai pupuk asli sehingga sepintas tidak akan diketahui jika produk tersebut bukan asli.

Sementara itu Direktur Sarana Produksi, Ditjen Tanaman Pangan, Spudnik Sarjono mengatakan, dari uji laboratorium yang dilakukan terhadap pupuk ilegal yang ditemukan sebelumnya terbukti produk tersebut merupakan pupuk palsu.

Ketika ditanyakan produsen pupuk ilegal tersebut, tanpa menyebutkan nama jelas dia mengatakan, saat ini nama pelaku tersebut sudah ada di Polres Tangerang, Banten. (*/boo)
Read More
Layanan Pelanggan Report Governance Public Info FAQ