Kabar Pusri

Tiga Pekan Petani Menjerit 4 Ribu Ton Pupuk Dibongkar

22 February 2008

KECERIAAN mulai hinggap di wajah petani Sumbar, seiring telah dibongkarnya 4200 ton pupuk di Pelabuhan Teluk Bayur Selasa (19/2), pagi. Pasalnya hampir tiga minggu petani Sumbar menjerit akibat harga pupuk melambung tinggi mencapai Rp200 ribu per karung, yak hanya itu pupuk di pasaran juga sulit didapat. "Kami akan segera mendistribusikan pupuk tersebut ke 19 Kabupaten dan Kota di Sumbar," ujar Area Manager PT Pusri Sumbar Mohammad Syam dihubungi Jurnal Nasional, kemarin.

Menurut dia, kapal agak terlambat datang dari jadwal yang sudah ditentukan karena pengaruh cuaca buruk beberapa pekan terakhir periaran Indonesia bagian barat. Kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk melakukan pelayaran, sehingga kapal terlambat sampai di Sumbar.

Faktor ini telah memicu kelangkaan pupuk bersubsidi di sejumlah daerah di Sumbar, seperti di Kabupaten Solok, Kota Solok, Tanahdatar, Padangpanjang, dan Pasaman. "Jadi, kelangkaan bukan disebabkan adanya distributor nakal, tapi dikarenakan keterlambatan kapal dalam pendistribusian ke wilayah Sumbar," tukasnya.

PT Pusri cabang Sumbar sebelumnya telah mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk karena persediaan stok pupuk di gudang Pusri tersisa 283 ton. "Bukan berarti PT Pusri Sumbar lamban dalam bekerja," tegasnya. General Manager Pelindo Padang Budi Prayitno mengatakan, untuk bongkar muat pupuk di pelabuhan membutuhkan waktu 3 hingga 4 hari.

Asisten II Setdaprov Sumbar Surya Dharma Sabirin dengan tegas meminta PT Pusri untuk langsung mendistribusikan pupuk dari pelabuhan ke daerah, tanpa harus diendapkan dulu di gudang. "Pupuk itu segerakan didistribusi ke distributor masing-masing daerah. Jangan sampai masuk ke gudang Pusri lagi, karena pengguna pupuk sudah lama menunggu," katanya.
Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ