Kabar Pusri

Pembiayaan Modal Usaha Tani yang bisa Diakses Petani

22 August 2019

TABLOIDSINARTANI.COM, Banyuasin – Ada beberapa alternative pembiayaan yang sudah tersedia di lapangan yang bisa akses para petani  di pedesaan.

“Petani tidak sulit untuk mendapatkan pembiayaan, ada beberapa alternatifnya yang perlu kita sosialisasikan agar para petani mengetahui,” kata Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Indah Megahwati  saat mengunjungi  petani yang mendapatkan pinjaman permodalan usaha tani dari Program Kemitraan dan BIna Lingkungan (PKBL) dari BUMN (21/8). Beberapa alternative permodalan untuk petani lanjut Indah Megahwati diantaranya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana PKBL, Perbankan dan yang dikembangkan petani seperti Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).

“Selain itu juga ada dana jaminan berupa asuransi pertanian seperti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau (AUTS-K), petani cukup pembayar premi yang ringan, yakni hanya Rp 36 ribu per ha per musim dan akan mendapatkan dana jaminan Rp 6 juta bila usaha tani petani gagal. Dana tersebut bisa digunakan untuk menanam kembali padinya yang puso,” tambahnya.

Dalam kunjungannya ke Kelompok Tani Sumber Rezeki di Sako, Kecamatan Rambutan, Banyuasin Sumsel, Indah Megahwati mendapatkan penjelaskan Ridwan pemilik kios saprodi bisa mendapatkan pinjaman modal Rp 50 juta dengan bunga 3 persen selama 24 bulan. “Permodalan dari PKBL Pusri ini sangat bermanfaat untuk memperbesar kios saprodi kami dan bunganya sangat sangat kecil,” kata Ridwan petani yang mendapatkan pinjaman modal untuk kios saprodinya. Heri Suharsono dari Pusri mengatakan PT Pusri meminjamkan permodalan PKBL sebesar Rp 30 miliar per tahun. “Sekitar 60 persen diperuntukan bagi kemitraan dan pengembangan permodalan di bidang pertanian,” tambahnya.

Ali Yohan juga petani di Sako satu kelompoknya juga mendapatkan bantuan permodalan PKBL dari PT Pusri untuk usaha tani padi. “Kita dapat pinjaman dana PKBL dari PT Pusri/ Pupuk Indonesia sebanyak Rp 42 juta untuk 10 petani. Dari PKBL ini produktivitas padi kami naik dari 5 ton menjadi 7 ton gabah per ha,” tambah Ali Yohan

Sumber: Tabloid Sinartani

Laporan Tata Kelola Info Publik FAQ