Kabar Pusri

Pusri Bangun Pabrik Baru

09 February 2016

Produksi Urea Akan Menjadi Hampir Dua Kali Lipat

 

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - PT Pupuk Sriwidjaja berencana meningkatkan produksi pupuk urea hampir dua kali lipat. Peningkatan produksi dilakukan dengan membangun pabrik baru dengan nilai investasi Rp 7 triliun.

 

“Pabrik Pupuk Sriwidjaja (Pusri) II B yang sedang dibangun saat ini akan menggantikan pabrik Pusri II yang beroperasi sejak 1974 itu terlalu tua dan boros bahan baku,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Pusri Zain Ismed, di Bandar Lampung, Sabtu (6/2).

Zain mengatakan. 70 persen bahan baku pembuatan pupuk urea adalah gas. Untuk menghasilkan 1 ton pupuk urea, pabrik Pusri II butuh 35-37 MMBTU (Million Metric British Thermal Unit/satuan kalor gas).

“Pabrik baru hanya butuh 23-24 MMBTU untuk menghasilkan 1 ton pupuk urea. Selain lebih efisien, produksi urea juga meningkat dari 570.000 ton urea per tahun menjadi 990.000 ton per tahun,”katanya.

Pembangunan pabrik ditargetkan selesai dalam waktu dekat dan akan diresmikan bulan mei.

Selain pembangunan pabrik pupuk urea, PT Pusri juga berencana mengoperasikan pabrik pupuk NPK. Pabrik yang beroperasi tahun ini pun ditargetkan mampu memproduksi 90.000 ton NPK dari total kapasitas 100.000 ton per tahun.

Selama ini, PT Pusri hanya memproduksi pupuk urea. Adapun pupuk NPK biasanya diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Pupuk Kujang. Pengoperasian pabrik pupuk NPK milik PT Pusri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk NPK nasional.

“Kebutuhan NPK nasional sekitar 2,6 juta ton per tahun, sedangkan produksi NPK hanya sekitar 2,5 juta ton per tahun. Selama ini PT Petrokimia Gresik memproduksi 2,29 juta ton per tahun, sedangkan PT Pupuk Kalimantan Timur 150.000 ton per tahun dan PT Pupuk Kujang 80.000 ton per tahun,” tutur Sel Supervisor Petrokimia Gresik Wilayah Lampung Donald Tambunan.

Donald menyebutkan, dengan pembangunan pabrik pupuk NPK milik PT Pusri, kebutuhan NPK nasional dapat terpenuhi.

 

Persediaan Pupuk

Ditanya tentang ketersediaan pupuk saat ini, kedua produsen penyuplai pupuk mengatakan, stok pupuk di Lampung aman.

“Stok pupuk Za mencapai 6.078 ton, pupuk SP36 sebanyak 16.760 ton, dan pupuk NPK 73.698 ton. Jumlah itu cukup untuk kebutuhan pupuk tiga bulan ke depan. Kebutuhan rata-rata per bulan pupuk Za sekitar 1.780 ton, pupuk SP36 sekitar 3.882 ton, dan pupuk NPK 13.339 ton,” ujar Donald.

Manajer Humas PT Pusri Sulfa Ganie, selaku penyedia pupuk urea untuk Lampung, mengatakan, persediaan urea milik Pusri di Lampung kini 11.507 ton.

Persediaan itu akan bertambah sebanyak 72.000 ton pupuk urea dari pasokan bulan Januari hingga Maret. “Penjualan pupuk urea selama Januari hingga Maret diperkirakan 68.740 ton. Dengan demikian, hingga Maret stok pupuk urea tersedia 14.767 ton,” kata Sulfa.

Baik Donald maupun Sulfa yakin bahwa tidak akan ada kelangkaan pupuk. Kalaupun terjadi kelangkaan pupuk, produsen pupuk akan berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk melakukan realokasi pupuk.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Lampung Indriatmoko menyebutkan, realokasi dapat dilakukan dalam berbagai jenis, yaitu realokasi antarwaktu, realokasi antartempat, dan realokasi antarkomoditas.

“Realokasi antarwaktu dilakukan dengan mengambil kuota bulan tertentu untuk memenuhi kuota bulan lain. Realokasi antartempat dilakukan dengan memindah kuota pupuk di salah satu daerah untuk kebutuhan daerah lainnya. Adapun realokasi antarkomoditas dilakukan dengan memindahkan kuota pupuk untuk sektor ternak ke sektor tanaman pangan atau sebaliknya,” tutur Indriatmoko.

“Realokasi sangat dimungkinkan karena hanya memindahkan kuota pupuk tanpa melakukan penambahan kuota. Perlu waktu maksimal satu minggu dari pengajuan realokasi higga realisasi. Tujuannya, petani tetap bisa beraktivitas tanpa mengganggu produksi pertanian,” ujarnya. (GER)

Report Governance Public Info FAQ